Selamat datang di blog Surung Manullang, bukanlah suatu kebetulan Anda bertemu blog ini, namun mungkin inilah jawaban atas pencarian Anda selama ini. Hubungi saya di HP|WA|Telegram 081317937777.

Kebahagiaan saya adalah jika bisa membantu Anda membuka lapangan pekerjaan di Bisnis Online. Membantu Anda menjadi pemilik master Franchise Online Store global, yang didukung oleh eCommerce, Network, dan Dropshipping.

Membantu Anda dalam mengalami transformasi kehidupan, hidup sehat awet muda, dan memiliki kebebasan waktu, serta kebebasan lain sesuai keinginan Anda.

Kamis, 03 November 2016

Panitia WMD 17 Ziarah ke Gua Maria Sawer Rahmat

Panitia WMD 17 Ziarah ke Gua Maria

Panitia WMD 17 Paroki Keluarga Kudus Cibinong melakukan ziarah ke Gua Maria Sawer Rahmat Cisantana Kuningan pada Hari Sabtu Tanggl 29 Oktober 2016. Kegiatan ini sebagai satu upaya pencarian dana untuk kegiatan Word Merriage Day yang akan diselenggarakan di Paroki Keluarga Kudus Cibinong pada Tanggal 12 Pebruari 2017 yang akan datang. Kegiatan sebelumnya sudah dilakukan ziarah ke 9 gereja di Jakarta Tanggal 12 September 2016
Ziarah ke Gua Maria Sawer Rahmat diberangkatkan dengan doa oleh Romo Alfons di dalam bis di Jl Mayor Oking Cibinong. Peserta ada sekitar 45 orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang terdiri dari panitia WMD 17 dan sejumlah umat Paroki Keluarga Kudus Cibinong dari berbagai wilayah dan lingkungan. 

Selama dalam perjalanan menuju Kuningan, banyak acara yang dilakukan di dalam bis, mulai dari renungan, doa, bernyanyi, kuis, berbagi pengalaman dan kesaksian oleh panitia, mulai dari Ibu Christine, Ibu Fatmawati, dan Ibu Yustina Duwi, serta Ibu Rosa.

Sebelum menuju lokasi ziarah, rombongan singgah untuk makan bersama di rumah Ibu Mertua Pak Yanto koster Paroki Keluarga Kudus Cibinong. Selesai makan bersama, perjalanan naik bis dilanjutkan kembali menyusuri lereng bukit dengan jalan menanjak dan berliku. 

Perjalanan menuju lokasi ziarah pun dimulai, disambut dengan jalan menurun di sela-sela pepohonan yang tinggi di kiri kanan jalan. Tidak jauh dari awal masuk lokasi ziarah, ada jalan berliku yang digunakan oleh para paparazi pemburu photo para peziarah, mereka mengambil photo para peserta secara live semampu mereka memotret yang bisa diprotret, kemudian mereka cetak dan dipajang di kiri kanan jalan, berharap dibeli oleh para peserta ziarah sewaktu kembali dari lokasi ziarah.

Peziarahan pun dimulai dari lokasi Taman Getsemane, disana di dalam sebuah bangunan berupa gua, dipajang photo Yesus yang sedang berdoa. Ada beberapa bangku untuk duduk bagi umat yang ingin berdoa, tentu dengan lilin yang dinyalakan. Renungan pun dimulai di lokasi ini. 

Saat mengikuti renungan saya berdiri di depan pintu gua sebelah kiri, sedangkan pembawa renungan berada di sebelah kanan pintu gua. Saat itu saya juga pegang smart phone dan melakukan rekaman audio renungan. Terpikir oleh saya untuk pindah ke sebelah kanan pintu gua, agar dekat dengan pembawa renungan, namun hal itu tidak kulakukan. 

Saat itulah saya teringat akan lokasi ini, bahwa inilah lokasi yang pernah kukunjungi jauh sebelumnya dalam mimpi. Dan persis di tempat saya berdiri, serta apa yang kupikirkan tentang ingin pindah ke sebelah kanan pintu gua, memang demikianlah yang terjadi di dalam mimpi tersebut. Wah, satu lagi mimpiku benar-benar terealisasi, mimpi itu ibarat perjalanan ke masa depan rupanya.

Rombongan pun melakukan photo bersama sebelum melanjutkan acara Jalan Salib sesuai route lokasi ziarah. Perhentian demi perhentian pun dilalui. Di setiap perhentian ada renungan, doa dan diakhiri dengan nyanyian sambil melanjutkan perjalanan menuju lokasi perhentian selanjutnya, persis seperti acara jalan salib di gereja.

Jalanan mendaki, terjal dan berliku, para peziarah pun saling mendukung, dan saling menyemangati. Dalam beberapa perhentian, rombongan peziarah lain pun menyusul, dan sebagian antri menunggu rombongan kami selesai melakukan renungan di beberapa perhentian. Ada juga beberapa orang peziarah keluarga yang mendahului rombongan kami. Ya cukup ramai juga peziarah di lokasi ini.

Tibalah pada lokasi perhentian kesebelas, Ibu Nani peserta ziarah merasa kelelahan dan harus berhenti mengumpulkan tenaga disaat rombongan sudah menuju lokasi perhentian kedua belas di Puncak Golgota dimana ada patung Yesus yang tersalib. Suaminya Pak Warto selalu siap mendampingi Ibu Nani dengan setia sejak awal peziarahan.

Ketika rombongan sedang meninggalkan lokasi perhentian kedua belas, Ibu Nani dan Pak Warto baru tiba, dan mungkin karena merasa kelelahan langsung duduk di pinggiran lokasi. Beberapa orang peserta lain berusaha menyemangati dan membantu Ibu Nani. Ada juga peserta ziarah dari rombongan lain, yang berusaha memberikan minyak yang dibawanya, namun teman-teman yang membantu Ibu Nani ternyata sudah punya minyak sendiri yang akan dioleskan ke tubuh Ibu Nani. Ibu Christine dan beberapa teman lainnya pun berusaha membantu dan menyemangati Ibu Nani agar tetap melanjutkan penjalanan.

Lokasi perhentian ketiga belas, telah ditinggalkan olerh rombongan peziarah ketika saya tiba disana, dan beberapa teman lainnya masih di perhentian kedua belas bersama Ibu Nani. Akhirnya semua rombongan bisa berkumpul bersama kembali di lembah pada perhentian ke empat belas.

Perjalanan pun dilanjutkan kembali dengan route menanjak panjang dan terjal, mungkin inilah route pendakian terpanjang dalam peziarahan ini, menuju lokasi paling puncak. Di Puncak pendakian, saya mengambil rekaman peserta, disana ada bangunan tempat istirahat sebelum turun menuju Gua Maria. 

Dan persis di lokasi dimana saya mengambil rekaman, ada bangku panjang dari kayu. Ingatan saya kembali pulih, disini saya telah berdiri mengambil gambar jauh sebelumnya dalam mimpi. Ya persis di lokasi, saya bisa mengingat kembali lokasi itu, yang sudah saya kunjungi sebelumnya dalam perjalanan dalam mimpi entah kapan mimpi itu terjadi saya lupa.

Dari lokasi puncak ini, jalanan menurun menuju Gua Maria, disini ada air sejuk, peserta melepas dahar, minum, cuci muka, membersihkan tangan dan kaki, dan mengisi air ke botol aqua untuk dibawa pulang. Di Lokasi Gua Maria ada pohon beringin yang besar dan tinggi, di sekeliling batang pohon dibuat beton dan bisa digunakan untuk duduk. Di sekitar lokasi pun disediakan bangku dari beton, tempat para peziarah berdoa. Lokasi itu dipenuhi banyak orang dari berbagai rombongan peziarah.

Di lokasi ini saya kembali melakukan rekaman, dan ketika mengambil gambar jalanan tangga menurun lokasi keluar dari Gua Maria ini, saya melihat seorang bapak dengan tongkat di tangannya duduk di tangga, dan semua ini kembali memperjelas ingatan saya, bahwa sungguh inilah lokasi yang pernah saya kunjungi dalam mimpiku jauh sebelumnya. Ya, mimpi itu benar-benar terjadi dan nyata.

Beberapa saat kemudian, Ibu Nani dan pak Warto pun tiba di lokasi Gua Maria, setelah duduk hening dan berdoa sekian lama, keharuan itu pun terjadi. Ibu Nani dengan isak tangisnya memeluk suami dan kakaknya Ibu Cristine. Entah apa yang ia pikirkan dan alami, namun suasana haru itu terjadi. Disana terjadi isak tangis, keharuan dan kebahagian sungguh terasa. Mungkin pengalaman Ibu Nani dan Pak Warto membawa makna tersendiri dalam peziarahan ini.

Sekitar setengan jam kemudian, kami memasuki gereja yang loksinya berdekatan dengan lokasi Gua Maria. Disana Romo Hary memberkati orang per orang peziarah  yang sebagian minta memberkati air yang dibawanya dari Gua Maria. 

Saya dan Siska pun tidak ketinggalan, ikutan ngantri untuk minta diberkati, tangan Romo Hary terasa dingin sejuk menyentuh kepalaku selama berdoa dan proses pemberkatan. Romo Hari menawarkan misa untuk kami. Maka kesempatan ini segera saya lakukan untuk mengumpulkan rombongan peziarah untuk segera kumpul melakukan misa. Namun misa tidak dilakukan di gereja, karena sudah ada rombongan lain yang telah booking tempat sebelumnya. Sehingga Romo Hari memimpin misa di kapel yang lokasinya terletak di antara Gua Maria dan Gereja. Misa pun berjalan dihadiri semua peserta ziarah, ditambah rombongan peziarah dari Kota Wisata Cibubur, sehingga kapel itu benar-benar penuh.

Selesai misa, dilakukan photo bersama seluruh rombongan dan bersama Romo Hary. Dan setelah photo bersama di depan Gua Maria, rombongan melanjutkan perjalanan pulang, menuruni bukit, dengan tangga yang terjal menurun tajam. Beruntung di sepanjang tangga disediakan besi untuk pegangan para peziarah yang akan menuruni tangga.

Akhirnya rombongan tiba di lokasi para paparazi menggelar photo jepretan mereka, dan para peziarah pun membayarnya dengan Rp.5.000 per lembar photo.

Sebelum masuk bis, belanja oleh-oleh, makan minum di lokasi jualan di pinggir jalan. Saya pun menyempatkan diri untuk minum jus sirsak kesukaanku, tanpa gula.

Setelah semuanya puas berbelanja oleh-oleh, rombongan masuk bis dan melanjutkan perjalanan ke Lokasi Perjanjian Linggar Jati. Tidak berapa lama bis berjalan, hujan deras pun turun mengiringi perjalanan kami menuju Linggar Jati.

Tiba di lokasi Linggar Jati masih gerimis rintik-rintik sekitar pukul 16, syukur karena Hari Sabtu museum ini dibuka hingga pukul 16 WIB. Sehingga kami masih puas berwisata di lokasi ini, mengunjungi ruangan demi ruangan, dipandu oleh petugas yang ada disana. Kunjungan ke museum Linggar Jati diakhiri dengan photo bersama di sisi kiri bangunan, dan di taman pojok kiri halaman bangunan.

Dan saat berphoto bersama di pojok taman inilah saya teringat kembali, bahwa lokasi ini benar sudah saya kunjungi juga dalam mimpiku jauh sebelumnya.

Perjalanan pulang pun dilanjutkan. Sepanjang perjalanan pulang, disini acara renungan, nyanyian, kuis, dan kesaksian peziarah.

Akhirnya tiba di Cibinong sekitar pukul 22.30 masing-masing peserta pulang ke rumah, dan kami tiba di rumah sekitar pukul 23.30

Sungguh peziarahan yang penuh makna, ada canda tawa dan kebahagian selama dalam perjalanan. Ada keakraban terjadi disana. Semoga peziarahan ini memberikan kebaikan buat seluruh peserta.

Silahkan tonton cuplikan perjalanan selama ziarah dalam video berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda,
Jika ada hal penting hubungi saya di HP|WA 081317937777 PIN BB 798A2518